Dear Diary #2 Lelah

Dear Diary.....
Pagi yang indah, di Bali.

Perjalanan ini seolah melengkapi kepingan pelajaran yang sebelumnya, tentang memaknai kehidupan. Jika kamu mulai lelah, merasa sangat capai dan bosan dengan kehidupan yang kamu lalui. Kamu tidak sendiri, itu yang sedang saya rasakan sekarang... ya, sekarang ini, saat menulis diary ini.

Merasa kehidupan ini sangat tidak adil, merasa orang-orang terlalu berlebihan menanggapi hal-hal yang menurut saya wajar. Orang-orang terasa aneh dan saya sangat tidak suka. Tidak logis!. Saya bercerita ke teman dekat, bukan diberi nasihat, saya malah di marahi, dia murka dengan sikap saya yang seperti itu.

"kamu itu bicara apa, hah? kamu sedang kemasukan setan darimana mengeluh seperti itu...!" dengan nada tidak seperti biasanya dia berbicara. Saya tidak berani melihat ekspresinya, saya terlalu takut mendengar suaranya yang bernada tinggi itu.

"Masih muda, mo kemana saja bisa, makan apa saja bisa, sehat, punya banyak teman, masih kurang apa Tuhan memberimu...?!" dia memberondong dengan kata-kata yang seperti pedang, jleb... rasanya.

"Tidak usah berteman dengan saya, kalau sikap kamu masih seperti itu..!" dia mengakhiri kalimatnya. Seketika saya tidak bisa menahan tangis. Menangis antara kesal, menyesal, dan malu. Ya, malu terhadap sikap saya sendiri.

Seharusnya saya melihat semua tidak dari satu sudut pandang saja, tidak dari sudut pandang 'ego' saya saja. Banyak hal yang Tuhan telah berikan ke saya.
Keluarga yang selalu ada, melihat juga senyum dan support dari sahabat-sahabat yang selalu siap membantu saya. Melihat sekeliling sekali lagi, banyak hal yang bisa saya lakukan.

Jika tidak nyaman disatu posisi, tidak usah ragu untuk berpindah tempat, untuk bergeser sedikit ke tempat yang lebih nyaman. Sehingga membuat ibadah kita lebih baik. Masih banyak hal yang bisa diperjuangkan.

Tegakkan pandangan, tersenyum, bersyukur.
Sabar, ibadah dan tetap berbuat baik.

Semarang, 4 Mei 2018

Sonya Megumi